Minggu, 27 Juni 2010

JambaN seHat

JAMBAN SEHAT

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Jenis – jenis jamban :

1. Jamban cemplung: Adalah jamban yang penampungannya berupa lupang yang ebrfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jambabn tangki septik/leher angsa: Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

3. Jamban Bor

4. Jamban Kolam ikan

Cara memilih jenis jamban :

1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air kecil.

Tujuan menggunakan jamban :

1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.

3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan

Syarat - syarat jamban sehat :

1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter

2. Tidak berbau

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

4. Tidak mencemari tanah di sekitamya

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

7. Penerangan dan ventilasi cukup

8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

Cara memelihara jamban sehat :

v Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

v Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih

v Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

v Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran

v Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)

v Bila ada kerusakan segera diperbaiki.

v Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit.

v Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif.

v Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.

v Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah sabagai berikut :

1. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban;

2. Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah;

3. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain;

4. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan;

5. Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah;

6. Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat.

Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada :

  1. Keadaan daerah datar atau lereng; Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.
  2. Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;
  3. Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.
  4. Arah aliran air tanah

Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapan tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.

Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.

2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.

3. Mudah dan tidaknya memperoleh air.

Penggunaan Jamban :

1. Siramkan air pada mangkokan leher angsa supaya tidak lengket

2. Jongkok atau duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat.

3. Setelah selesai guyur dengan air secukupnya sampai kotoran bersih

Keuntungan

1. Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan pribadi yang tinggi.

2. Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak tidak cepat penuh.

3. Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air dalam leher angsa.

4. Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah.

5. Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak.

6. Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan.

Syarat Teknik Jamban Sehat:

1. Letaknya tidak terjadinya pengotoran atau pencemaran sumber air, permukaan tanah dan lingkungan

2. Konstruksi cukup kuat, sederhana, murah, tahan lama, pantas, sopan dan sehat.

3. Kotoran yang terkumpul tidak mudah dicapai oleh lalat, serangga serta binatang lain

4. Perlu ada alat penahan bau antara ruang pengumpulan dengan udara luar

5. Tertutup dari pandangan umum

6. Perlu ada persediaan air yang cukup

Cara dan beberapa syarat pembuatan jamban galian (cemplungan) adalah:

1. Jauh dari tempat kediaman/perumahan

2. Lubang digali sedalam 2-3 m dengan garis tengah 80 cm.

3. Dalamnya tergantung keadaan tanah, permukaan air tanahdan lama penggunaan

4. Letaknya diusahakan pada tanah yang agak longgar tapi kokoh hingga tidak
memerlukan dinding penahan

5. Pada lubang bagian atas perlu diberi dinding dan pondasi penguat

6. Bila tanahnya terlalu longgar dan mudah runtuh, lubang bagian dalam perlu diberi
penahan atau penguat dari beton, batu-batu, kaleng atau drum, anyaman bambu
atau bahan lainnya.

7. Pondasi disekitar atas lubang dibuat dari beton, batu bata bersemen, atau balok
kayu.

8. Di sekitar lantai dan pondasi ditimbun tanah agar jamban tetap kering

9. Ditutup yang layak dan memenuhi syarat kesehatan


Kebaikan Jamban Leher Angsa

1. Menghindarkan atau mengurangi gangguan lalat atau serangga dan binatang lain

2. Mengurangi timbul dan tersebarnya bau

3. Dapat dipakai dengan aman oleh anak2

4. Kebersihan mudah dijaga

5. Dapat dipasang di luar maupun di dalam rumah

6. Mudah dibuat dan hemat

Kelemahan jamban leher angsa :

1. Memerlukan cara2 penggunaan dan pemeliharaan yg lebih baik,teliti dan teratur

2. Leher angsa bisa rusak atau pecah, memerlukan perbaikan, perlu waktu, biaya dan tenaga

3. Leher angsa bisa tersumbat

4. Kotoran tidak langsung jatuh ke dalam tempat pengumpul, tetapi harus didorong dengan guyuran air tersendiri.


Tipe-tipe jamban yg sesuai dengan teknologi pedesaan :

1. Jamban Cemplung/Kakus (Pit Latrine).

Sering dijumpai di daerah pedesaan. Sering dijumpai jamban cemplung kurang sempurna, misal : tanpa rumah jamban & tanpa tutup, sehingga serangga mudah masuk dan bau. Dalamnya 1,5 – 3 m agar tidak mengotori air tanah dibawahnya. Jarak dari sumber air sekurang-kurangnya 15 m. Rumah jamban tsb dan atap dapat terbuat dari daun. Dapat dibuat dari bambu, dinding bambu kelapa.

2. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP Latrine)
Hampir mirip dengan jamban cemplung tetapi jamban ini lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa.

3. Jamban Empang (Fishpond Latrine). Jamban ini dibangun di atas empang ikan,
dimakan Ikan, dimakan orang, dan seterusnya. Didalam sistem jamban ini terjadi daur ulang : Tinja ikan. Berfungsi mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja
menghasilkan ikan dan menambah protein bagi masyarakat.

4. Jamban Pupuk (the compost privy).Pada prinsipnya jamban ini spt kakus cemplung. Jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang, sampah dan daun-daunan.

« Mula-mula membuat jamban cemplung biasa.

« Di lapisan bawah sendiri ditaruh daun-daunan.

« Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran binatang (bila ada) tiap-tiap hari.

« Setelah kurang lebih 20 inci, ditutup lagi dengan daun-daunan sampah, selanjutnya ditaruh kotoran lagi.

« Demikian selanjutnya sampai penuh.

« Setelah penuh ditimbun tanah, dan membuat jamban baru.

« Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakan pupuk tanaman.

Keuntungan memilik jamban sehat adalah:

· Meningkatkan kebersihan lingkungan

· Mencegah penularan penyakit perut.

· Menghilangkan bau busuk.

· Mudah dipakai / dicapai baik siang, malam ataupun waktu hujan.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah jamban:

1. Ruangan cukup leluasa untuk bergerak.

2. cahaya dalam ruangan cukup terang.

3. lubang pertukaran hawa cukup.

4. lantai tidak licin.

Cara pembuatan jamban/kakus yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, yaitu :

  1. kakus/jamban sistem cemplung atau galian
  2. Jamban sistem leher angsa
  3. Jamban septik tank ganda
  4. Kakus Vietnam
  5. Kakus sopa sandas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar